Slider

Recent Tube

Berita

Ilmiah

Opini

Fiksi

TQN

Buku

Ribuan Orang Hadiri Haul 149 Tahun Syaikh Ahmad Khathib Sambas

 

TQN-KS News # Haul 149 Tahun wafatnya Syaikh Ahmad Khathib Sambas sukses digelar, ribuan orang padati Masjid Agung Babul Jannah Sambas (02-10-2021).

Pelaksanaan Haul ketiga yang dilaksanakan oleh Yayasan TQN Khathibiyah Sambas (TQN-KS) kali ini terbilang sukses digelar. Lebih dari 3.000 orang memadati ruang dan teras Masjid Agung Babul Jannah Sambas. Pada Haul pertama yang dilaksanakan di Masjid Raya Al-Manar Tebas, jamaah yang hadir sekitar 800 orang, sementara Haul kedua yang ditempatkan di Masjid As-Salam Sentebang Jawai dihadiri sekitar 2.000 jamaah, dan kali yang ketiga ini ternyata meningkat melebihi 3.000 jamaah.

Berdasarkan pantauan Panitia Pelaksana, jamaah yang hadir di Haul ketiga ini juga sangat variatif, sebagian besar berasal dari Sambas, lalu Bengkayang, Singkawang, Kota Pontianak, dan beberapa daerah lainnya dari dan di luar Kalimantan Barat.

Tokoh-tokoh yang hadir juga sangat menggembirakan dan menjadi teladan bagi masyarakat, antara lain: Wakil Bupati Sambas, Kepala Kantor dan Kepala Bidang Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Kepala TU Kementerian Agama Kabupaten Sambas, PWNU Kalimantan Barat, Forkopimda dan Kepala OPD Kabupaten Sambas, Bupati Sambas 2 Periode Ir. H. Burhanuddin A. Rasyid, Ketua Yayasan TQN Khathibiyah Sambas, Ketua PCNU Bengkayang, Ketua PCNU Singkawang, dan teristimewa juga dihadiri oleh Maulana Habib Abdullah Ridho, Guru Mursyid TQN Khathibiyah Sambas Syaikh Jayadi Muhammad Zaini, Ketua Yayasan Bani Syaikh Ahmad Khathib Sambas, Dzuriyat Syaikh Nuruddin Tekarang dan Dzuriyat Syaikh Muhammad Sa’ad Selakau serta banyak lagi tokoh-tokoh yang hadir, dan tak kalah pentingnya juga dihadiri oleh kaum muslimin wal muslimat dari berbagai unsur.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Haul, Bapak Heryanto, S.Sos. menyebutkan bahwa kegiatan Haul ini digelar untuk mengenalkan Sidi Syaikh Ahmad Khathib Sambas kepada masyarakat luas, dan lebih khusus kepada masyarakat Sambas, mengingat kaum muda bahkan kaum tua masih banyak yang kurang menyadari bahwa Sambas memiliki ulama yang mendunia, Imam Masjidil Haram, diakui sebagai Guru Ulama Nusantara sekaligus Pendiri Thariqah Qadiriyah wan Naqsyabandiyah (TQN). Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan TQN Khathibiyah Sambas, Drs. Hakimin juga menyampaikan bahwa kegiatan Haul ini digelar guna memetik pelajaran untuk dijadikan suri tauladan dalam kehidupan dari sisi keilmuan, ajaran dan akhlak Syaikh Ahmad Khathib Sambas.

Sambutan berikutnya dari Ketua Yayasan Bani Syaikh Ahmad Khathib Sambas sekaligus Cicit Syaikh Ahmad Khathib Sambas, H. Nurmauludin, S.Sos. sangat bersyukur dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Panitia dan Yayasan TQN Khathibiyah Sambas yang telah melaksanakan Haul Datoknya. Beliau menerangkan silsilah dzuriyat Syaikh Ahmad Khathib Sambas baik yang ada di Mekah maupun yang ada di Singkawang, termasuk keluarganya yang ada di Singapura. Namun sangat Beliau sayangkan, mereka kesulitan kontak dengan keluarga di luar negeri, sehingga sangat mengharapkan suatu saat bisa tersambung kembali keluarga dari bani Syaikh Ahmad Khathib Sambas.

Sambutan berapi-api dan sangat bersemangat, disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat sekaligus menjabat sebagai Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat, Drs. H. Sahrul Yadi, M.Si. Diawal sambutannya, Beliau menyampaikan beberapa pantun sebagai inti sambutannya sekaligus identitas orang Melayu. Ada tiga fakta yang membuktikan Sambas Serambi Mekah, yaitu: Sambas memiliki ulama besar dan mendunia seperti Syaikh Ahmad Khathib Sambas, Syaikh Nurdin Tekarang dan Syaikh Muhammad Saad Selakau; Memiliki Kerajaan Islam Alwatzikhoebillah yang sudah bisa berkerjasama dengan manca negara; dan Sambas menjadi pembicaraan menarik di tingkat nasional karena memiliki ulama-ulama sekaliber internasional, selain Syaikh Ahmad Khathib Sambas, Sambas juga memiliki Maharaja Imam Muhammad Basiuni Imran. Selain itu, orang Sambas banyak yang pintar, hampir di seluruh provinsi bahkan di luar negeri cukup banyak orang Sambas yang menjadi pemimpin.

Selain itu, Bapak Kakanwil juga menyebutkan bahwa selama ini Kementerian Agama selalu memperjuangkan Kabupaten Sambas, tidak seperti kabupaten lainnya. Buktinya, Sambas diberikan MAN IC Sambas dan Kampung Zakat di Desa Sulung. Untuk itu, Sambas harus terus berbenah agar terwujud kembali Sambas Serambi Mekah Jilid II.

Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi, S.I.P., M.H.Sc. Dalam sambutannya, Wakil Bupati Sambas merisaukan, kaum muda dan kaum tua Sambas banyak yang supan ber-TQN dan kurang mengenali tokoh dunia ini, padahal Syaikh Ahmad Khathib Sambas sangat terkenal, menjadi perbincangan di luar Sambas, bahkan sangat banyak yang mengamalkan TQN dan meneladani keluhuran akhlak Beliau di berbagai daerah hingga manca negara. Oleh karena itu, Wakil Bupati menyambut baik dan mendukung pelaksanaan Haul Syaikh Ahmad Khathib Sambas. Beliau yakin, jika orang Sambas banyak yang mengamalkan TQN, sangat mungkin akan terwujudnya kembali Sambas Serambi Mekah di masa depan. Beliau sangat yakin, umumnya orang yang ber-TQN, yang selalu membersihkan qalbunya dengan dzikrullah, tidak akan suka berkelahi, berdebat, bergosip dan lain sebagainya.

Fahrur Rofi berharap, kegiatan Haul seperti ini terus dilanjutkan dan mudah-mudahan di tahun berikutnya dilaksanakan lebih meriah lagi, bila perlu didatangkan ahli thariqah dari manca negara. “Saya cemburu, di Martapura atau tempat lainnya, setiap rumah menyimpan foto-foto ulamanya, kalau di Sambas, malah jarang yang memajang foto ulamanya, termasuk foto Bupati dan Wakil Bupati-nya”, ucap Ngah Rofi, sapaan akrabnya. Beliau berharap, Sambas akan kembali maju, berdulat, dan bisa membanggakan dan meneladani ulama-ulamanya.

Dalam kesempatan yang sama, dilanjutkan dengan penyampaian biografi singkat Syaikh Ahmad Khathib Sambas oleh Sekretaris Umum Yayasan TQN Khathibiyah Sambas, Dr. Adnan Mahdi, S.Ag., M.S.I. Beliau menyampaikan sejarah singkat kehidupan dan sanad keilmuan Syaikh Ahmad Khathib Sambas. Inti dari penyampaiannya, ia mengajak masyarakat Sambas untuk mewarisi semangat keilmuan Syaikh Ahmad Khathib Sambas, karena dari masa kecil hingga tuanya, Beliau menghabiskan waktunya untuk menimba ilmu dan mengajarkan ilmunya, termasuk dzikir TQN. Pesan Adnan, bila ingin cerdas, maka bersihkan qalbu dengan dzikrullah, agar ilmu mudah masuk dan diterima. Selain itu, bila ingin belajar dzikir, jangan belajar ke buku, ke youtube, tapi harus belajar kepada ahli qalbu, yaitu guru Mursyid yang sanad keilmuannya bersambung kepada Rasulullah SAW.

Acara penutup, diisi dengan ceramah oleh Maulana Al-Habib Abdullah bin Ridho bin Yahya. Ada satu mutiara berupa kalam hikmah yang diberikan Habib kepada seluruh jamaah, yaitu: “Perbaiki Qolbumu, Hidupmu Pasti Baik”. Habib mengingatkan, jangan bicara hakikat atau makrifat, bila belum kenal dengan Allah. Bukti orang yang belum kenal dengan Allah, bicaranya luar biasa, tapi akhlak dan perbuatannya masih banyak dari kenal dengan Allah, masih suka mencari-cari kesalahan orang, masih suka “menghakimi” orang, dan masih gemar berbuat maksiat. Untuk itu, kata Habib, kewajiban kita adalah berbuat baik dengan semua orang, walaupun orang tersebut banyak salahnya. Miliki qalbun salim, qalbunya para Wali Allah, qalbu yang selalu syukur, sabar dan ikhlas karena Allah. Bila qalbu sudah salim, maka derajat kemanusiaan akan diangkat oleh Allah SWT. Acara Haul ini ditutup dengan munajat yang dipimpin oleh Habib dan diiringi dengan shalat kepada Rasulullah SAW.

Penyelenggaraan Haul 149 Tahun Syaikh Ahmad Khathib Sambas ini bisa terlaksana dan berjalan lancar karena izin Allah dan dukungan banyak pihak. Dukungan penuh berasal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas disertai donasi dari OPD, yaitu: – Perpustakaan Daerah (Arda) – Perindagkop – Perkim LH – Pertanian dan Ketahanan Pangan – Sos PMD – Pemberdayaan Perempuan – Bakeuda – PUPR – Capil – Sekretariat DPRD – Sekretariat Pemda – Kementerian Agama Kab. Sambas – BNI Sambas – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan – SMPN 1 Sambas serta Jamaah TQN se Kabupaten Sambas dan Hamba Allah lainnya. Jumlah donasi dan tanggukan saat haul terkumpul Rp. 65.862.300 dengan sisa bersih sebesar Rp. 47.652.300,-. Uang sisa ini akan dipergunakan untuk membangun Ruang Belajar (Kelas) di Pondok Pesantren Dar Adz-Dzakirin Tekarang di bawah naungan Yayasan TQN Khathibiyah Sambas.

Selain dukungan dalam bentuk dana di atas, penyelenggaraan Haul juga di support oleh CSM TV Sambas, Kominfo Sambas, PCNU Sambas, Muslimat NU Sambas, PMII Sambas, Banser Ansor Sambas, Banser Ansor Bengkayang, Banser Ansor Singkawang, MAN 1 Sambas, Pengurus Masjid Agung Babul Jannah, seluruh Jamaah TQN Khathibiyah Sambas dan Hamba Allah yang tidak dapat kami sebutkan. Semoga semuanya menjadi amal jariyah dan mendapatkan keberkahan hidup serta kenikmatan di akhirat, aamiinnn.

 

@dnan

Laporan Pembangunan Rumah Guru Ngaji

Berawal dari keinginan menziarahi sebuah makam tua di Dusun Saing Rambi Desa Perigi Maram Kecamatan Sambas, Saya bersama Muriadi, Maryadi, Irwandy dan Indi yang ditemani oleh kedua anak didik Saya yang berdomisili di daerah makam tersebut bernama Infi Kayana dan Heru Sanjaya melangsungkan niat tersebut. Setelah berziarah, kami bertamu ke rumah Infi Kayana yang tidak jauh dari lokasi makam tersebut, dan kami cukup terkejut melihat kondisi rumah yang sudah sangat rapuh dan hampir tidak layak huni. Sepulang dari tempat tersebut, Saya bersama kawan-kawan bertekad untuk membantu pembangunan rumah Bu Ratna Juwita bersama tiga anaknya yang bernama Infi Kayana, Meilisna, Parhan, dan secara kebetulan Infi Kayana dan Meilisna adalah penghafal Qur’an sekaligus guru ngaji.

Pada malam harinya, tanggal 10 September 2020, Saya bersama kawan-kawan mulai mensosialisasikan kesempatan berdonasi untuk pembangunan rumah layak huni bagi guru ngaji melalui Media Sosial (FB, WA, IG, Twiter, dll) maupun secara langsung kepada para dermawan. Alhamdulillah, atas izin dan pertolongan Allah SWT, donasi dari para dermawan terus mengalir, baik yang disampaikan secara langsung kepada kami maupun di transfer melalui Bank, bahkan ada yang menyumbang dalam bentuk bahan bangunan dan tenaga. Para donatur ini berasal dari berbagai daerah, mulai dari Sambas, Pontianak, Pulau Jawa, bahkan ada yang dari negara tetangga Malaysia.

Berdasarkan catatan kami sejak 10 September hingga 04 Desember 2020, telah terkumpul sumbangan uang sebesar Rp. 26.151.000,- dan bahan bangunan. Uang dan bahan bagunan ini kami gunakan dengan hati-hati, dan akhirnya rumah ukuran 7 M x 8 M telah berdiri seperti contoh gambar yang kami sertakan dalam tulisan ini. Selain untuk bangunan rumah, uang tersebut juga kami gunakan untuk pemasangan PLN sekaligus mesin sedotan air, yang mana sebelumnya mereka menumpang ke tetangga. Dari hasil penggunaan uang, sudah dibelanjakan sebesar Rp. 26.530.000,- walau belanjaan minus sebesar (-) Rp. 379.000,- bahkan lebih, tapi sudah bisa diatasi dan tidak ada yang meninggalkan hutang hingga saat ini.

Progres bangunan rumah saat ini sudah mencapai sekitar 90%, karena mengingat saldo minus, maka pembangunan kami hentikan hingga ada dana berikutnya. Pekerjaan bangunan yang belum selesai tersebut antara lain adalah: Pintu, Jendela, Tebelayar, Plaster Dinding Luar, Tegel, Cat dll. Jika tidak ada lagi dana yang masuk, berarti pengerjaan bangunan rumah kami anggap selesai dan kami serahkan sepenuhnya kepada Ibu Ratna Juwita bersama anak-anaknya selaku pemilik rumah.

Saya bersama kawan-kawan termasuk Bu Ratna Juwita sekeluarga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak/Ibu para donatur semuanya, termasuk kepada Pak Long Fahmi yang luar biasa menyumbangkan tenaganya sejak pengukuran lokasi rumah hingga pembangunan saat ini. Begitu pula ucapan terima kasih kami kepada Bapak Suryadi dan warga yang membantu pembangunan. Terima kasih pula kami haturkan kepada BAZNAS Kabupaten Sambas yang telah membantu dalam pembelian tanah, termasuk bantuan yang disalurkan oleh PMI Kabupaten Sambas dan Tim Medis Kecamatan Tebas. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bu Hayati, H. Mufizar, Dr. Ersan Sanusi (Kamad MAN 1 Sambas), Bang Gamiri, Pak Eko, Bang Aan, Tokoh Mega Bangunan Sambas dan lainnya yang sudah membantu bahan bangunan dan sebagainya.

Spesial Thank’s kepada Bang Maryadi yang sangat luar biasa mencari donatur dan membantu banyak urusan dalam pembangunan, termasuk teman kerja Saya Bu Nuraini dan Pak Indi yang begitu luar biasa dan selalu siap siaga membantu dalam mengurusi pembangunan. Terima kasih kepada semuanya yang terlibat dalam pembangunan rumah Bu Ratna Juwita, baik yang telah Saya sebutkan namanya di atas maupun tidak. Semoga semua yang Bapak/Ibu donasikan menjadi amal jariyah dan menjadi asbab layaknya dimasukan ke dalam Jannah, aamiin ya Rabbal Alamiin.

 

Sambas, 12 Desember 2020

Alfaqir

 

ttd

 

Adnan Mahdi


Buku Saku: Fikih Pandemi Beribadah di Masa Wabah



Kata Pengantar
Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.
(Imam Besar Masjid Istiqlal dan Founder NUO)

Alhamdulillah, merasa bersyukur dengan kehadiran buku ini. Di tengah suasana yang mengkhawatirkan, buku ini memberi pencerahan bagi masyarakat Muslim yang bingung dan gamang dalam melakukan ibadah di masa wabah. Mereka bertanya-tanya tentang apa yang harus mereka lakukan di masa wabah seperti ini. Mereka sulit memahami anjuran pemerintah bersama ulama agar tetap berada di rumah; tidak melakukan shalat jamaah di masjid, termasuk Jumat, Tarawih dan Id.

Suasana baru seperti ini akhirnya menunjukkan perbedaan yang menyolok antara mereka yang berilmu dan mereka yang hanya menjalankan ibadah. Yang berilmu seperti ulama kelihatan tenang dan tidak terlihat panik sama sekali ketika ada himbauan untuk tidak melaksanakan shalat Jumat, Rawatib, Tarawih dan Id secara berjamaah di masjid atau lapangan. Mereka paham fleksibilitas hukum Islam; mereka menyelami sejarah Tasyri’ (legislasi Islam); mereka mengkaji penerapan dalil-dalil naqli dan ‘aqli dalam suasana tertentu.

Fikih Pandemi yang ditawarkan dalam buku ini menjelaskan guidelines beribadah di masa pandemik. Buku ini meng-cover beragam isu ibadah mahdhah dan ghayru mahdhah, ritual agama dan sosial, yang melibatkan banyak orang yang ditengarai akan menjadi media singgah dan penyebaran Covid-19. Kita tentu berharap, buku ini dapat dikembangkan menjadi buku akademik yang lebih serius, dengan menunjukkan perdebatan diskursif dan perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang ibadah di masa wabah. Jika ini dilakukan, masyarakat atau akademisi akan melihat dinamika Fikih yang sangat intens dan
progresif.

Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat Muslim. Kritik, catatan kritis, atau apapun namanya, akan lebih baik jika dikembangkan dalam diskusi yang konstruktif dan produktif.

Jakarta, 17 April 2020



Link Unduh Buku: FIKIH PANDEMI



Stay at Home: Buku Tuntunan Shalat Tarawih di Rumah


Untuk mengunduh file bukunya, silakan klik link di bawah ini:

BUKU TUNTUNAN SHALAT TARAWIH & WITIR




Khutbah Jum'at: MUHASABAH DIRI & TAUBAT



اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّـانِ، اَلْكَرِيْـمِ الْمَـنَّانِ، اَلرَّحِيْمِ الرَّحْـمَنِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا يَدُوْمُ عَلَى الدَّوَامِ، وَأَشْكُـرُهُ عَلَى الْخَيْرِ وَاْلإِنْعَامِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَـا مُـحَمَّدًا عَـبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِه صَلاَةً وَ سَلاَمًا دَائِمَيْنِ مَتُلاَزِمَيْنَ عَلَى مَـمَرِّ اللَّــيَالِيْ وَالــزَّمَانِ.
 أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَ طَاعَـتِـهِ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Kaum Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Alhamdulillah, atas curahan nikmat dan limpahan rahmat Allah SWT, saat ini kita telah berada di Bulan Sya’ban, bulan yang mulia dan agung, karena di dalamnya bertabur syafa’at, kemenangan, karomah, kebaikan, kasih sayang dan cahaya dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Mu’adz bahwa Sya’ban terdiri dari lima huruf yaitu syin, ‘ain, ba’, alif, nun dan masing-masing bermakna sebagai berikut. Pertama: Syin, syarafatun atau syafa’atun yang berarti kemuliaan dan syafa’at. Kedua: ‘Ain, al-’izzah wa karomah yang berarti kemenangan dan karomah. Ketiga: Ba’, al-Birru yang berarti kebaikan. Keempat: Alif, Ulfah yang berarti rasa belas kasihan. Kelima:  Nun, Nur yang berarti cahaya.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada manusia agung, insan teladan, yakni Nabi Muhammad SAW, semoga kita sebagai umatnya akan mendapatkan syafaat Beliau di Hari Pembalasan, âmîn ya Rabbal ‘alamîn.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Munculnya wabah corona yang berawal dari Kota Wuhan, Cina, cukup mengagetkan dan membuat panik masyarakat dunia, termasuk kita. Virusnya sangat cepat berkembang dan menjangkiti siapa saja yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung pada penderita, karena cara penularannya tidak hanya melalui mulut semata, tapi juga bisa melalui hidung, mata atau semua jenis makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi olehnya. Berdasarkan data yang diperoleh, penyebaran virus corona saat ini sudah merambah ke 190 negara, dan negara yang paling parah terpapar adalah Italia, Cina, Iran, Korea Selatan dan Prancis. Berdasarkan data di Website Kementerian Kesehatan Indonesia tanggal 25 Maret 2020, jumlah yang terkonfirmasi Covid 19 di dunia sudah mencapai 372.757 orang, dan 16.231 orang atau sebesar 4,3% telah meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia saat ini, jumlah kasus yang terkonfirmasi sebanyak 790 orang dengan kasus meninggal sejumlah 58 orang.

Semua negara waspada terhadap penyebaran penyakit tersebut. Acara atau kegiatan yang mengumpulkan massa besar di satu tempat mulai dihindari, termasuk di dalamnya kegiatan ibadah. Arab Saudi mulai tanggal 27 Februari lalu menutup penerbangan untuk ibadah umrah, bahkan di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia juga sudah mengeluarkan fatwa, di antaranya berbunyi:
1.  Orang yang telah terpapar virus corona, wajib menjaga dan mengisolasi diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain.
Baginya salat Jumat dapat diganti dengan salat zuhur di tempat kediaman, karena salat Jumat merupakan ibadah wajib yang melibatkan banyak orang sehingga berpeluang terjadinya penularan virus secara massal.
2.   Orang yang sehat dan yang belum diketahui atau diyakini tidak terpapar COVID-19, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia boleh meninggalkan salat Jumat dan menggantikannya dengan salat zuhur di tempat kediaman, serta meninggalkan jamaah salat lima waktu atau rawatib, tarawih, dan ied di masjid atau tempat umum lainnya.
b.      Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya rendah berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia tetap wajib menjalankan kewajiban ibadah sebagaimana biasa dan wajib menjaga diri agar tidak terpapar virus corona. Seperti tidak kontak fisik langsung (bersalaman, berpelukan, cium tangan), membawa sajadah sendiri dan sering membasuh tangan dengan sabun.
3.   Dalam kondisi penyebaran Covid-19 tidak terkendali di suatu kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menyelenggarakan salat jumat di kawasan tersebut, sampai keadaan menjadi normal kembali dan wajib menggantikannya dengan salat zuhur di tempat masing-masing.
4.  Dalam kondisi penyebaran Covid-19 terkendali, umat Islam wajib menyelenggarakan shalat Jumat.
5.   Pengurusan jenazah (tajhiz janazah) terpapar Covid-19, terutama dalam memandikan dan mengkafani harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat.
Sedangkan untuk mensalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19.
6.  Umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, taubat, istighfar, dzikir, membaca Qunut Nazilah di setiap shalat fardhu, memperbanyak shalawat, memperbanyak sedekah, dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari musibah dan marabahaya (doa daf'u al-bala'), khusus-nya dari wabah Covid-19.
7.   Tindakan yang menimbulkan kepanikan dan atau menyebabkan kerugian publik, seperti memborong dan menimbun bahan kebutuhan pokok dan menimbun masker hukumnya haram.

Berdasarkan data dan fatwa MUI di atas, kita harus lebih waspada. Namun hadirin, jangan sampai kewaspadaan kita melebihi dari batas-batas kewajaran. Jangan pula wabah seperti ini dijadikan lelucon atau meme-meme yang tidak mendidik, karena perilaku seperti itu malahan melahirkan kesombongan dan menganggap remeh peringatan atau warning dari Allah SWT. Mestinya yang kita lakukan segera adalah bermuhasabah diri, merenungi kesalahan untuk dijadikan i’tibar dalam kehidupan ini. Bukankah Allah SWT telah mengingatkan kepada kita di dalam al-Qurân surah ar-Rûm ayat 41:
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Berdasarkan ayat di atas, Allah telah memberikan peringatan keras bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di darat dan di laut adalah akibat dari perbuatan tangan manusia. Peringatan tersebut mengandung pesan agar manusia selalu mengoreksi atau bermuhasabah diri. Dalam skala kecil, muhasabah ini juga sangat diperlukan agar kita cepat sadar diri, mengapa selama hidup yang sudah kita jalani ini tidak ada keberkahan di dalamnya. Kita sudah bekerja siang dan malam, kita juga sudah beramal ibadah, tapi mengapa kehampaan, ketidaktenangan, dan kekurangan selalu menyelimuti kehidupan kita sehari-hari?

Boleh jadi kekayaan kita banyak, jabatan naik melesat, usaha untung berlipat-lipat, bahkan mampu gonta-ganti kendaraan yang mengkilap, tetapi mengapa kesenangan yang kita rasakan selalu diiringi ketakutan dan kecemasan? Bila kondisi ini yang dirasakan, berarti ada yang salah dalam hidup kita.

Akar masalah tersebut bisa kita telusuri dari sikap kita kepada Allah, boleh jadi apapun yang kita lakukan selama ini bukan ditujukan hanya karena dan untuk Allah? Bisa pula sumber permasalahan tersebut akibat dari kedurhakaan kita kepada orang tua? Sebab:
رِضَى اللّٰهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اللّٰهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ
Ridha Allah tergantung pada ridha kedua orangtua, kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan kedua orangtua (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
Betapa banyak anak yang tak merasa durhaka, ia hidup dalam kemewahan, sementara orangtuanya bersusah payah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada pula anak yang sering berkata kasar, memperlakukan orangtuanya seperti anak kecil, bahkan sangat pelit untuk berbagi rezeki dengan orangtuanya. Atau ada pula anak melupakan orangtuanya yang telah wafat, jangankan menziarahi makamnya, berkirim doa pun tak pernah. Bagimana ia bisa mendapatkan keberkahan Allah bila perilaku dan adabnya kepada orangtua seperti ini?
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Masih banyak lagi perbuatan lain yang bisa menjadi penyebab terhalangnya keberkahan Allah dalam hidup kita, bisa terkait dengan halal atau haramnya harta yang kita miliki, bisa pula karena kedzaliman kita pada orang lain, atau boleh jadi disebabkan oleh kesombongan dalam diri kita sendiri.

Untuk itulah hadirin, perlunya kita bermuhasabah diri, agar kita cepat mengetahui kesalahan yang telah kita perbuat dalam hidup ini. Bila sudah kita ketahui, maka segeralah bertaubat kepada Allah SWT. Syarat diterimanya taubat seorang hamba, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani di dalam kitabnya al-Ghuniyah menyebutkan ada tiga tahapan: Pertama, menyesali kesalahan yang telah diperbuat; Kedua, meninggalkan setiap kesalahan dimana pun dan kapan pun; Ketiga, berjanji untuk tidak mengulangi dosa dan kesalahan. Taubat yang kita lakukan di Bulan Rajab dan dilanjutkan dengan peningkatan ketaatan di Bulan Sya’ban ini sejalan dengan pendapat Syaikh Dzunnun Al-Misri, bahwa Bulan Rajab adalah bulan untuk meninggalkan kejelekan, bulan Sya’ban adalah bulan menambah ketaatan, bulan Ramadhan adalah bulan untuk menjemput kemuliaan. Jika seseorang tidak meninggalkan kejelekan, tidak meningkatkan ketaatan, tidak menjemput kemuliaan, maka ia adalah pengikut setan. Na‘ûdzu billâhi min dzâlik.
Kaum Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Ketika muhasabah diri sudah dilakukan, tahapan taubat telah dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yang perlu kita update dan upgrade di Bulan Sya’ban ini adalah memperbanyak ibadah, berpuasa sunnah, dzikrullah dan terus bermunajat kepada Allah agar kita, keluarga kita dan bangsa Indonesia selalu mendapat curahan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT, serta kita dijauhkan dari wabah virus corona yang telah menghantui hidup kita dan umat manusia sejagat raya ini, amîn yâ Rabbal ‘alamîn.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلـمُؤْمِنَاتِ وَاْلـمُسْلِمِيْنَ وَاْلـمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. أَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَـنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَــلِّغْنَا رَمَضَانَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلـمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

Link Download NASKAH KHUTBAH

Jangan Anggap Remeh: Covid 19 Sangat Berbahaya



DINKES PROV. KALBAR – Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia  menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.  Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan jumlah kasus dan kematian masih akan meningkat dalam hitungan hari dan pekan ke depan. Kriteria spesifik untuk pandemi tidak ditentukan secara universal, tetapi ada tiga kriteria umum yakni virus yang dapat menyebabkan penyakit atau kematian, penularan virus orang-ke-orang yang berkelanjutan, dan bukti penyebaran ke seluruh dunia.

Berdasarkan data John Hopkins, per Rabu (11/3/2020), virus corona telah menginfeksi 121.564 orang di 118 negara. Virus tersebut berasal dari Wuhan, Hubei, China. Kini, virus corona telah menelan korban meninggal sebanyak 4.373 orang. China menjadi negara yang terbanyak terinfeksi yakni sebesar 80.969 orang. Menyusul Italy sebesa 10.149 orang dan Iran sebanyak 9.000 orang. Di Indonesia total kasus virus corona Covid-19 berjumlah 34 orang terinfeksi 2 sembuh, dan 1 meninggal dunia pasien tersebut adalah warga negara Inggris berusia 53 tahun. Virus Corona menyebabkan  gangguan  sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.


Presiden RI Bapak Ir. Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2020) mengatakan “Penyebaran virus ini tentu bisa dihindari, asalkan bisa mendeteksi awal mulanya muncul. Gejala Covid-19 seperti flu dan faktanya sebagian besar pasien yang ada baik di RRT, Wuhan, kemudian Jepang, Italia, sudah hampir semuanya pasien dapat pulih kembali, tapi tetap harus hati-hati dan waspada dalam beraktivitas”.

Kementerian Kesehatan, mengemukakan  ada beberapa ciri-ciri terkena virus Corona dan gejalanya pada manusia, antara lain :

1.      Demam
2.      Batuk  dan pilek
3.      Gangguan Pernapasan
4.      Sakit Tenggorokan
5.      Letih dan lesu

CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) mengatakan  gejala virus Corona akan muncul dalam waktu 2-14 hari. “Kita dapat mencegah penularan virus corona dengan sering cuci tangan. Jangan kemudian menyentuh wajah sebelum cuci tangan. Jika belum dicuci jangan sekali-sekali menyentuh wajah dan yang paling penting adalah menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.dengan demikian imunitas kita menjadi lebih baik.

Kementerian Kesehatan RI menyarankan  langkah untuk menghindari penularan virus corona, adalah sebagai berikut:

1.      Makan makanan bergizi
2.      Rajin olahraga dan istirahat
3.      Sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
4.      Gunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam
5.      Tidak merokok
6.      Minum air putih 8 gelas/hari
7.      Makan makanan yang dimasak sempurna
8.      Jangan makan daging dari hewan yang berpotensi menularkan
9.      Jaga kebersihan lingkungan
10.  Bila demam dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat dr Harisson mengatakan bahwa RSUD di provinsi kembali merawat tiga orang warganya di ruang isolasi rumah sakit, di mana ketiga pasien ini masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan COVID-19, dua dari tiga orang pasien tersebut dirawat di ruang Isolasi RSUD dr Soedarso Pontianak,  dan satu orang pasien dirawat di ruang isolasi RSUD Abdul Azis di Singkawang.

Harisson menjelaskan, dua orang pasien yang dirawat di RSUD Soedarso Pontianak terdiri atas satu orang pasien yang berumur 34 tahun, yang sebelumnya melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia dengan pesawat Air Asia, sedangkan satu pasien lainnya yang berumur 55 tahun sebelumnya melakukan perjalanan ke Kuching, Serawak, Malaysia juga dengan menggunakan pesawat Air Asia untuk berobat di salah satu rumah sakit di Kuching. Pulang dari berobat ke Kuching malah sakitnya tambah parah dan harus dirawat di ruang isolasi karena kecurigaan menderita COVID-19. Kedua orang pasien tersebut menderita batuk, demam dan sesak napas. Dari gambaran pemeriksaan rontgen didapatkan gambaran pneumonia sehingga kedua pasien ini memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan COVID-19.

Pasien yang sedang dirawat di ruang isolasi RSUD Abdul Azis di Singkawang, berumur 19 tahun dan merupakan warga Singkawang yang bekerja di Sarawak. Tiga pasien telah melakukan pemeriksaan “swab nasofaring” untuk pengambilan specimen lender di tenggorokan.dan selanjutnya spesimen akan dikirim ke Balitbangkes Kemenkes di Jakarta.

Hal terpenting untuk mencegah diri dari infeksi virus corona adalah dengan menjaga daya tahan tubuh, prinsipnya orang yang terinfeksi  memiliki daya tahan tubuh yang tidak baik.  cara menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari virus corona, antara lain:

1.      Pentingnya pola hidup sehat dan konsumsi buah serta sayur
Untuk menjaga agar daya tahan tubuh kita kuat, dengan pola hidup yang sehat, tidur cukup, dan mengonsumsi buah dan serta sayuran.
2.      Menutup mulut saat bersin dan batuk
Penyebaran virus hanya terjadi bersin atau batuk tersebut langsung mengenai diri kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk menutup mulut saat kita bersin atau batuk.
3.      Cuci tangan dengan benar
WHO juga merekomendasikan agar kita menjaga kebersihan tangan untuk mencegah penyebaran virus corona karena salah satu penularannya bisa melalui kontak tangan. Selain cuci tangan dengan air mengalir, sabun juga wajib ada untuk mencuci tangan. Lalu pastikan semua bagian tangan terkena sabun. Setelah itu, bilas lagi dengan air dan keringkan tangan,
4.      Penggunaan masker juga guna mencegah penularan virus corona (Covid-19).
Badan Kesehatan Dunia (WHO)  menyarankan penggunaan masker untuk mencegah penularan akan lebih efisien jika dikenakan pasien yang sedang sakit.




Khutbah Jum'at: Membentengi Diri Dengan Menjaga Pandangan Mata



MEMBENTENGI DIRI
DENGAN MENJAGA PANDANGAN MATA

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ نَــهَانَـا عَنِ النَّـظَرِ اِلَى الْمَـعَاصِيْ وَالْمُحَــرَّمَــاتِ، فَــيُدْخِلَ مَنْ اَطَاعَهُ اِلَى الْـجَــنَّاتِ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰــهَ اِلَّا اللهُ وَحْــدَهُ لَا شَرِيْــكَ لَـهُ رَبُّ الْاَرَضِيْنَ وَالسَّـمَـوَاتِ، وَاَشْـهَدُ اَنَّ سَــيِّـدَنَــا وَمَـوْلَانَــا مُحَمَّدٍ نَـالْآمِرِ بِـجَمِيْعِ اَفْعَالِ الطَّاعَاتِ. اَللّٰهُمَّ فَصَلِّ وَسَــلِّمْ عَــلَى مَـنْ بِــيَــدِهِ اَنْــوَارُ الْمُعْجِــزَاتِ الْــبَاهِـرَاتِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْـبِـهِ وَمَنْ تَـبِعَـهُمْ بِــإِحْـسَانٍ اِلَى يَوْمِ الْمَـعَادِ.
أَمَّا بَــعْـدُ. فَــيَا اَيُّهَا الْـحَاضِرُوْنَ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّـاكُمْ بِــتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَـالَ اللهُ تَعَالىٰ فِى كِـتَابِـهِ الْـكَـرِيْـمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْـمٰنِ الرَّحِـيْمِ، قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوْا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَـهُمْ، إِنَّ اللّٰهَ خَـبِـيرٌ بِـمَا يَصْنَعُوْنَ.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan pada kita semua, sehingga di hari Jum’at yang penuh barokah ini, kita masih bisa menghadiri dan melaksanakan shalat Jum’at secara berjama’ah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahlimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita semua bisa dan dimampukan oleh Allah SWT untuk meneladani akhlaknya hingga akhir zaman, âmîn.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dalam kesempatan ini, Khatib mengetengahkan sebuah ayat dalam al-Qurân surah Al-Isra’ ayat 32, yang berbunyi:
وَلَا تَقۡرَبُوْا ٱلزِّنَىٰٓۖ  إِنَّهُ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيْلٗا ٣٢
Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya (zina) itu perbuatan yang sangat keji dan jalan yang buruk (QS. al-Isra’: 32).
Dari ayat di atas, terdapat kata Zina yang masuk dalam kategori dosa besar dan dilarang keras dalam Islam. Bila dirangking, dosa paling besar yang pertama adalah asy-syirku billah (menyekutukan Allah); kedua, membunuh; sedangkan ketiga, berzina.
Kendati zina menempati urutan ketiga dalam katagori dosa terbesar kepada Allah, tapi dampak yang ditimbulkannya bisa terasa dan mempengaruhi manusia sepanjang hayat di dunia dan mendapat ancaman di neraka. Untuk itu, Allah bukan hanya melarang berzina, tapi hal-hal yang mendekati atau bisa menyebabkan terjadinya perbuatan zina juga dihukumi sama dengan orang yang berzina. Inilah inti dari istilah takwa kepada Allah SWT.
Menurut Syaikh Mutawalli asy-Sya’rawi, Zina merupakan satu-satunya dosa yang disebutkan di dalam al-Qurân dengan istilah fâhisyah, sebuah perbuatan yang sangat keji. Dosa-dosa besar lain, biasanya masih bersifat insaniyyah, berhubungan dengan orang lain, yang maksudnya apabila yang bersangkutan atau keluarganya memaafkan, maka si pelaku bisa bebas dari jeratan hukum di dunia. Tapi zina adalah dosa yang langsung kepada Allah, sehingga siapa pun orangnya, tidak ada yang bisa meleburkan dan membebaskan hukuman di dunia ini, sebab langsung berkaitan dengan maksiat kepada Allah secara langsung.
Dalam kitabnya Tafsirus Sya’rawi, Syaikh Mutawalli menjelaskan mengapa Allah tidak langsung mengharamkan atau melarang zina sebagaimana diharamkan khamar, bangkai atau sejenisnya, namun masalah zina ini, peringatannya dalam al-Qurân justru memakai kalimat jangan mendekat zina. Hal tersebut dikarenakan larangan berzina mempunyai level sangat tinggi sehingga cara menghindarinya harus dimulai dari tidak mendekati hal-hal yang bisa menyebabkan terjadinya perbuatan zina.
Lalu apa saja perbuatan yang dikategorikan mendekati zina itu? Pendekatan terhadap zina dimulai dari memandang atau melihat lawan jenis, berduaan dengan lawan jenis di tempat-tempat sepi (khalwah), bersentuhan dengan mereka yang bukan mahram, berciuman, dan lain sebagainya. Pada hakikatnya, melihat lawan jenis itu sendiri hukumnya tidak haram secara dzatiyah (tanpa faktor lain di luar dirinya). Berduaan dengan lawan jenis sebenarnya juga tidak haram secara dzatiyah. Namun, karena perbuatan itu bisa memicu seseorang pada perbuatan zina, maka melihat aurat lawan jenis, berduaan, bersentuhan, ciuman atau lainnya yang bisa menyebabkan syahwat, hukumnya menjadi haram dan tergolong pada kategori mendekati zina. Kata Syekh Mutawalli asy-Sya’rawi:
مَا حَـرَّمَ الْإِسْلَامُ النَّـظَـرَ لِمُجَـرَّدِ النَّظَرِ
Islam tak mengharamkan melihat lawan jenis semata-mata karena hukum memandang itu sendiri.
وَمَا حَـرَّمَ الْـخَلْـوَةَ فِيْ ذَاتِـهَا
Islam tidak mengharamkan berduaan di tempat sepi semata-mata karena hukum berduaan itu sendiri.
وَلَكِنْ حَـرَّمَهُمَا لِأَنَّهُمَا مِنْ دَوَافِـعِ الــزِّنَـا وَأَسْـبَابِــهِ
Namun Islam mengharamkan keduanya karena hal-hal tersebut bisa menjadi faktor terjadinya zina dan sebab-sebab yang mengarah ke sana.
فَـيَقُوْلُ تَـعَالىٰ: {وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنىٰ...} [الإسراء: ٣٢] أَبْــلَغُ فِي الـتَّحْرِيـْمِ وَأَحْـوَطُ وَأَسْـلَـمُ مِنْ: لَا تَــزِنُــوْا
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman, ‘jangan kalian dekati zina!’ karena keharaman zina sangat kuat bisa menjadikan lebih berhati-hati dan lebih selamat dari pada memakai diksi ‘janganlah kalian berzina!
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah SWT berfirman:
قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ  إِنَّ ٱللّٰهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٣٠
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS. an-Nur: 30).
Pada ayat di atas, ada dua perintah Allah yang dipesankan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya, yaitu pertama adalah menahan pandangan dan memelihara kemaluan. Kalimat di dalam al-Qurân tersebut berurutan. Biasanya, kalimat-kalimat model seperti ini adalah sebab akibat. Terjaganya kemaluan, lebih banyak selamatnya dimulai dari menjaga pandangan mata.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Islam juga tidak terlalu kaku dalam hal pandang-memandang seperti ini. Ada beberapa toleransi memandang. Kita tidak dituntut untuk menutup mata dengan kain lalu berjalan hanya memakai tongkat supaya tidak melihat aurat perempuan yang bukan mahram. Kita boleh melihat sebagaimana biasanya kita melihat, yaitu pandangan pertama, selebihnya kita harus mengalihkan ke pandangan yang lain bila hal tersebut sudah berkaitan dengan aurat dan syahwat. Rasulullah SAW bersabda:
يَـا عَلِـيُّ لاَ تُــتْبِــعِ النَّظْـرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُوْلَى وَلَـيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua kalinya. Kalau memandang itu terus kamu lakukan, kamu akan mendapat untung di dunia, tetapi tidak mendapatkan keuntungan di akhirat (HR at-Tirmidzi).
Selain pandangan pertama yang tidak bisa dihindari, Islam juga memperkenankan untuk melihat lawan jenis untuk bisnis, dagang, kepentingan muamalah, lamaran (khitbah), pengobatan dan lainnya hanya sebatas kebutuhan saja. Selain itu, mari kita usahakan untuk menghindarinya. Hal ini kita lakukan sebagai ikhtiar untuk bertakwa kepada Allah dengan menghindari larangannya berupa perbuatan-perbuatan yang ternilai perbuatan “mendekati zina”. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam al-Ghazali mengutip sabda Rasulullah SAW:
لِـكُـلِّ ابْنِ آدَمَ حَظٌّ مِنَ الــزِّنَـا، فَالْعَـيْــنَانِ تَــزْنِــيَانِ وَزِنَـاهُـمَا الـنَّظَــرُ
Setiap anak Adam mempunyai potensi zina. Kedua mata juga bisa berzina. Zinanya kedua mata adalah melihat.
Semoga kita bisa menjaga kedua mata ini dengan memandang hal-hal yang hanya diridhai Allah SWT sehingga Allah memandang mata kita sebagai mata yang pantas melihat Rasulullah baik di dalam mimpi maupun terjaga. Kelak, semoga kita kembali kepada Allah dengan husnul khatimah. Âmîn.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَـكُمْ فِي الْــقُـرْآنِ الْعَظِــيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّـاكُمْ بِـمَا فِـيْهِ مِنَ الْآيَـاتِ وَالـذِّكْـرِ الْـحَكِــيْمِ. إِنَّـهُ هُوَ الْـبَـرُّ الـتَّــوَّابُ الـرَّؤُوْفُ الـرَّحِـيْمُ.

Khutbah II

اَلْـحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْـرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلىَ رِضْوَانِـهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِـمَلآ ئِكَـتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلـمُقَرَّبِيْنَ. وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَـهُمْ بِــاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلـمُؤْمِنَاتِ وَاْلـمُسْلِمِيْنَ وَاْلـمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلـمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلـمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلـمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلـمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلـمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلـمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِـيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلـمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَـلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَـمْ تَغْفِرْ لَــنَا وَ تَرْحَـمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلـمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُـكُمْ لَعَلَّـكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُـرْكُمْ وَاشْكُـرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَــزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.