Slider

Recent Tube

Berita

Ilmiah

Opini

Fiksi

TQN

Buku

» » » Akar Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu Sambas


#Adnan Mahdi
@Cuplikan Disertasi Adnan, Bab IV.

Menurut hasil penelitian seorang profesor madya Universitas Brunei Darussalam yang bernama Dr. Haji Jalaludin dari tahun 1996-2000, bahwa akar Bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa pemersatu nusantara bukan berasal dari bahasa Melayu Deli atau Melayu Riau, tapi asalnya adalah bahasa Melayu Sambas.[1] Simpulannya tersebut disampaikan dalam acara Silaturrahmi Mahasiswa Program Bahasa Melayu dan Linguistik Universitas Brunei Darussalam di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Jalaludin menerangkan bahwa penelitiannya terfokus pada asal usul bahasa Melayu di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia, termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Dari hasil studi komparatifnya terhadap kosa kata bahasa Melayu Sambas, dia sangat yakin bahwa bahasa Melayu Sambas merupakan akar kata dari bahasa Melayu Nusantara dan bahasa Melayu serumpun. Menurutnya, bahasa Melayu Sambas menyebar ke beberapa daerah lain di Indonesia seperti di Sumatera, termasuk ke Malaysia dan Brunei Darussalam. Hasil penelitian Jalaludin ini semakin memperkuat dugaan Collins di atas bahwa tanah asal Melayu purba adalah Sambas.
Hasil penelitian Jalaludin juga membantah hasil penelitian sarjana Belanda yang menyebutkan bahwa bahasa Melayu Nusantara berakar dari Indo-Cina, karena dari aspek perubahan bunyi bahasa Melayu serumpun dengan bahasa Indo-Cina sangat jauh berbeda. Menurut Jalaludin, bahasa Melayu purba memiliki empat intonasi yaitu a – i – u – e, dan semua jenis intonasi tersebut hanya ada di Melayu Sambas. Penemuan situs-situs purba seperti makam, prasasti dan benda lainnya yang bertuliskan aksara Melayu, tidak menjadi akhir dari penelusuran sejarah oleh para ahli, karena secara logika tulisan-tulisan itu pasti didahului oleh hadirnya bahasa manusia.[2]

>> Baca info lengkapnya dalam Disertasi Adnan, Pendidikan Islam, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Belum Diterbitkan.





«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments: