MEMBENTENGI DIRI
DENGAN MENJAGA PANDANGAN MATA
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ
نَــهَانَـا عَنِ النَّـظَرِ اِلَى الْمَـعَاصِيْ وَالْمُحَــرَّمَــاتِ، فَــيُدْخِلَ
مَنْ اَطَاعَهُ اِلَى الْـجَــنَّاتِ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰــهَ اِلَّا اللهُ وَحْــدَهُ
لَا شَرِيْــكَ لَـهُ رَبُّ الْاَرَضِيْنَ وَالسَّـمَـوَاتِ، وَاَشْـهَدُ اَنَّ سَــيِّـدَنَــا
وَمَـوْلَانَــا مُحَمَّدٍ نَـالْآمِرِ بِـجَمِيْعِ اَفْعَالِ الطَّاعَاتِ. اَللّٰهُمَّ
فَصَلِّ وَسَــلِّمْ عَــلَى مَـنْ بِــيَــدِهِ اَنْــوَارُ الْمُعْجِــزَاتِ الْــبَاهِـرَاتِ،
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْـبِـهِ وَمَنْ تَـبِعَـهُمْ بِــإِحْـسَانٍ اِلَى يَوْمِ
الْمَـعَادِ.
أَمَّا بَــعْـدُ. فَــيَا اَيُّهَا
الْـحَاضِرُوْنَ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّـاكُمْ بِــتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَـالَ اللهُ تَعَالىٰ فِى كِـتَابِـهِ الْـكَـرِيْـمِ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْـمٰنِ الرَّحِـيْمِ، قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوْا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَـهُمْ، إِنَّ اللّٰهَ
خَـبِـيرٌ بِـمَا يَصْنَعُوْنَ.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kesehatan
dan kesempatan pada kita semua, sehingga di hari Jum’at yang penuh
barokah ini, kita masih bisa menghadiri dan melaksanakan shalat Jum’at secara
berjama’ah. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahlimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita
semua bisa dan dimampukan oleh Allah SWT
untuk meneladani akhlaknya hingga akhir zaman, âmîn.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah
Dalam kesempatan ini, Khatib mengetengahkan sebuah ayat
dalam
al-Qurân surah Al-Isra’ ayat 32, yang berbunyi:
وَلَا
تَقۡرَبُوْا ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُ
كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيْلٗا ٣٢
Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya (zina)
itu perbuatan
yang sangat keji dan jalan yang buruk (QS. al-Isra’: 32).
Dari ayat di atas,
terdapat kata Zina yang masuk dalam kategori dosa besar dan dilarang
keras dalam Islam. Bila dirangking, dosa paling besar yang pertama adalah
asy-syirku billah (menyekutukan Allah); kedua,
membunuh; sedangkan ketiga, berzina.
Kendati zina menempati
urutan ketiga dalam katagori dosa terbesar kepada Allah, tapi dampak yang
ditimbulkannya bisa terasa dan mempengaruhi manusia sepanjang hayat di dunia
dan mendapat ancaman di neraka. Untuk itu, Allah bukan hanya melarang berzina,
tapi hal-hal yang mendekati atau bisa menyebabkan terjadinya perbuatan zina
juga dihukumi sama dengan orang yang berzina. Inilah inti dari istilah takwa
kepada Allah SWT.
Menurut Syaikh
Mutawalli asy-Sya’rawi, Zina merupakan satu-satunya dosa yang disebutkan di dalam
al-Qurân dengan istilah fâhisyah, sebuah perbuatan yang sangat keji.
Dosa-dosa besar lain, biasanya masih bersifat insaniyyah, berhubungan
dengan orang lain, yang maksudnya apabila
yang bersangkutan atau keluarganya memaafkan,
maka si pelaku bisa bebas dari jeratan hukum di dunia. Tapi zina adalah
dosa yang langsung kepada Allah, sehingga siapa pun orangnya, tidak ada yang
bisa meleburkan dan membebaskan hukuman di dunia ini, sebab langsung berkaitan
dengan maksiat kepada Allah secara langsung.
Dalam kitabnya Tafsirus
Sya’rawi, Syaikh Mutawalli menjelaskan mengapa Allah tidak langsung mengharamkan
atau melarang zina sebagaimana diharamkan khamar,
bangkai atau sejenisnya, namun masalah zina ini, peringatannya dalam al-Qurân
justru memakai kalimat jangan mendekat zina. Hal tersebut dikarenakan
larangan berzina mempunyai level sangat
tinggi sehingga cara menghindarinya harus dimulai dari tidak mendekati hal-hal
yang bisa menyebabkan terjadinya perbuatan zina.
Lalu apa saja
perbuatan yang dikategorikan mendekati zina itu? Pendekatan terhadap zina
dimulai dari memandang atau melihat lawan jenis, berduaan dengan lawan jenis di
tempat-tempat sepi (khalwah), bersentuhan dengan mereka yang bukan
mahram, berciuman, dan lain sebagainya. Pada hakikatnya, melihat lawan jenis
itu sendiri hukumnya tidak haram secara dzatiyah (tanpa faktor lain di
luar dirinya). Berduaan dengan lawan jenis sebenarnya juga tidak haram secara dzatiyah.
Namun, karena perbuatan itu bisa memicu seseorang pada perbuatan zina, maka
melihat aurat lawan jenis, berduaan,
bersentuhan, ciuman atau lainnya yang bisa menyebabkan syahwat, hukumnya
menjadi haram dan tergolong pada kategori mendekati zina. Kata Syekh Mutawalli
asy-Sya’rawi:
مَا حَـرَّمَ الْإِسْلَامُ
النَّـظَـرَ لِمُجَـرَّدِ النَّظَرِ
Islam
tak mengharamkan melihat lawan jenis semata-mata karena hukum memandang itu
sendiri.
وَمَا حَـرَّمَ الْـخَلْـوَةَ
فِيْ ذَاتِـهَا
Islam
tidak mengharamkan berduaan di tempat sepi semata-mata karena hukum berduaan
itu sendiri.
وَلَكِنْ حَـرَّمَهُمَا
لِأَنَّهُمَا مِنْ دَوَافِـعِ الــزِّنَـا وَأَسْـبَابِــهِ
Namun Islam mengharamkan keduanya karena hal-hal
tersebut bisa
menjadi faktor terjadinya zina dan sebab-sebab yang mengarah ke sana.
فَـيَقُوْلُ تَـعَالىٰ: {وَلاَ
تَقْرَبُواْ الزِّنىٰ...} [الإسراء: ٣٢] أَبْــلَغُ فِي الـتَّحْرِيـْمِ وَأَحْـوَطُ
وَأَسْـلَـمُ مِنْ: لَا تَــزِنُــوْا
Oleh
karena itu, Allah Ta’ala berfirman, ‘jangan kalian dekati zina!’ karena
keharaman zina sangat kuat bisa menjadikan lebih berhati-hati dan lebih selamat
dari pada memakai diksi ‘janganlah kalian berzina!
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Allah
SWT berfirman:
قُل
لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ
ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللّٰهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٣٠
Katakanlah
kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS. an-Nur: 30).
Pada ayat di atas, ada
dua perintah Allah yang dipesankan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan
kepada umatnya, yaitu pertama adalah menahan pandangan dan memelihara
kemaluan. Kalimat di dalam al-Qurân tersebut berurutan. Biasanya, kalimat-kalimat model seperti ini adalah sebab akibat.
Terjaganya kemaluan, lebih banyak selamatnya dimulai dari menjaga
pandangan mata.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Islam
juga tidak terlalu kaku dalam hal pandang-memandang seperti ini. Ada beberapa
toleransi memandang. Kita tidak dituntut untuk menutup mata dengan kain lalu
berjalan hanya memakai tongkat supaya tidak melihat aurat perempuan yang bukan
mahram. Kita boleh melihat sebagaimana
biasanya kita melihat, yaitu pandangan pertama, selebihnya kita harus
mengalihkan ke pandangan yang lain bila hal tersebut sudah berkaitan dengan
aurat dan syahwat. Rasulullah SAW bersabda:
يَـا عَلِـيُّ لاَ تُــتْبِــعِ
النَّظْـرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُوْلَى وَلَـيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan pertamamu
dengan pandangan kedua kalinya. Kalau memandang itu terus
kamu lakukan, kamu akan mendapat untung di dunia, tetapi tidak
mendapatkan keuntungan di akhirat (HR at-Tirmidzi).
Selain
pandangan pertama yang tidak bisa dihindari, Islam juga memperkenankan untuk
melihat lawan jenis untuk bisnis, dagang, kepentingan
muamalah, lamaran (khitbah), pengobatan dan lainnya hanya sebatas kebutuhan saja. Selain itu, mari
kita usahakan untuk menghindarinya.
Hal ini kita lakukan sebagai ikhtiar untuk bertakwa kepada Allah dengan menghindari larangannya berupa
perbuatan-perbuatan yang ternilai perbuatan “mendekati zina”. Dalam
kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam al-Ghazali mengutip sabda Rasulullah SAW:
لِـكُـلِّ ابْنِ آدَمَ حَظٌّ
مِنَ الــزِّنَـا، فَالْعَـيْــنَانِ تَــزْنِــيَانِ وَزِنَـاهُـمَا الـنَّظَــرُ
Setiap
anak Adam mempunyai potensi zina. Kedua mata juga bisa berzina. Zinanya kedua
mata adalah melihat.
Semoga
kita bisa menjaga kedua mata ini dengan memandang hal-hal yang hanya diridhai Allah SWT sehingga Allah memandang mata
kita sebagai mata yang pantas melihat Rasulullah ﷺ baik di dalam mimpi maupun terjaga. Kelak, semoga kita kembali
kepada Allah dengan husnul khatimah. Âmîn.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَـكُمْ
فِي الْــقُـرْآنِ الْعَظِــيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّـاكُمْ بِـمَا فِـيْهِ مِنَ
الْآيَـاتِ وَالـذِّكْـرِ الْـحَكِــيْمِ. إِنَّـهُ هُوَ الْـبَـرُّ الـتَّــوَّابُ
الـرَّؤُوْفُ الـرَّحِـيْمُ.
Khutbah
II
اَلْـحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْـرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلىَ
رِضْوَانِـهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِـمَلآ ئِكَـتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلـمُقَرَّبِيْنَ. وَارْضَ اللّٰهُمَّ
عَنِ اْلـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ
لَـهُمْ بِــاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلـمُؤْمِنَاتِ وَاْلـمُسْلِمِيْنَ وَاْلـمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلـمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلـمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلـمُوَحِّدِيَّةَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلـمُسْلِمِيْنَ وَ
دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلـمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلـمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِـيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلـمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَـلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَـمْ تَغْفِرْ لَــنَا
وَ تَرْحَـمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلـمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُـكُمْ لَعَلَّـكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا
اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُـرْكُمْ وَاشْكُـرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَــزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.
No comments:
Post a Comment