Bangkrut atau pailit seringkali dikaitkan dengan ekonomi, dan hal itu
biasanya berhubungan dengan perusahaan atau orang-orang kaya yang punya usaha
besar. Namun dalam konteks ini, istilah bangkrut akan dikaitkan dengan pahala
hasil amal ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim.
Kata bangkrut atau pailit dalam konteks agama dinamakan muflis. Kata muflis
berasal dari kata iflas, yang bermakna perubahan kondisi seseorang menjadi
tidak memiliki uang sama sekali. Bila kebangkrutan yang dialami saat di dunia
ini, mungkin saja masih ada kesempatan untuk bangkit dan mengumpulkan uang yang
telah hilang. Tapi bagaimana jika kebangkrutan itu baru diketahui setelah
berada di akhirat? Tentu tak ada daya dan kesempatan untuk mengatasinya,
apalagi kebangkrutan tersebut berkaitan dengan pahala dari hasil ibadah dan
amal-amal saat di dunia.
Benarkah ada orang yang mengalami kebangkrutan pahala di akhirat kelak?
Berdasarkan informasi hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi dan
Ahmad melalui Abu Hurairah, ternyata Rasulullah SAW pernah memperingatkan melalui
sabdanya:
Berdasarkan hadits di atas, jelas ada orang yang mengalami kebangkrutan di
akhirat kelak. Orang yang dimaksud Rasulullah tersebut adalah orang-orang yang
rajin shalat, puasa dan zakat, tetapi rajin pula mencela atau mencaci-maki
saudaranya, memakan harta yang bukan haknya, bahkan pernah membunuh dan
menyakiti perasaan orang lain. Inilah ciri-ciri orang yang akan bangkrut di
akhirat kelak.
Lalu bagaimana kebangkrutan itu bisa terjadi?
Orang yang rajin shalat, puasa dan zakat tentu akan memperoleh ganjaran
berupa pahala dari Allah SWT. Namun ironisnya, pahala-pahala tersebut diambil
dan diberikan kepada orang-orang yang dicaci-maki atau didzaliminya seperti
ciri di atas. Semakin sering dan banyak dia mencela orang lain, maka akan
semakin banyak pula pahalanya diambil dan diberikan kepada orang yang didzaliminya
sampai habis. Parahnya lagi, bila pahalanya tak ada lagi (kolaps),
sementara perbuatan mencela dan lainnya masih saja diteruskan, maka Allah SWT
akan mengambil dosa-dosa orang yang dicela atau didzaliminya tersebut dan
ditimpakan kepada si pencela sampai ia dilemparkan ke neraka jahanam. Naudzubillahi
min dzalik.
Begitulah penyebab kebangkrutan yang diderita oleh seseorang di akhirat kelak
manakala mereka tidak mau meninggalkan perbuatan mencela, korupsi, menyakiti orang
lain. Setelah tahu ini, yakin masih mau melakukan perbuatan-perbuatan dzalim
tersebut? Silakan tentukan pilihan kita sendiri!
No comments:
Post a Comment