Slider

Recent Tube

Berita

Ilmiah

Opini

Fiksi

TQN

Buku

» » Memelihara Kesehatan dengan Dzikrullah



Semua orang yang mengakui al-Qurân dan Hadits sebagai sandaran keagamaannya pasti setuju bahwa dzikir atau dzikrullah penting dan sangat besar manfaatnya dalam kehidupan. Persoalan yang seringkali diperdebatkan hanya terletak pada cara pengamalan dan materi dzikir mana yang lebih utama diamalkan sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Terlepas dari perdebatan tersebut, jelasnya dzikrullah sangat banyak faedah dan fadhilanya.

Dalam al-Qurân, Allah SWT menjelaskan: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah saja hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’du: 28). Ayat ini sangat jelas menegaskan bahwa bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, hati mereka bisa merasakan ketenangan, ketenteraman, kedamaian dan kebahagiaan hanyalah dengan mengingat Allah SWT. Semakin banyak mengingat Allah, maka akan semakin tenteramlah hati mereka. Karena itu, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk memperbanyak mengingat Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab ayat 41: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”.

Mengapa kita diperintahkan untuk banyak berdzikir? Karena, orang yang berdzikir akan terjaga kesehatannya, orang yang berdzikir akan terjaga bersih hatinya, dan orang yang banyak berdzikir akan terkendali hidupnya. Bukankah Rasulullah SAW pernah memisalkan orang yang berdzikir dengan yang tidak seperti orang yang hidup dan mati. “Dari Abu Musa, beliau berkata, Rasulullah SAW telah bersabda: “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan mati” (HR. Bukhari, No. 6407).

Berapa kali sebaiknya berdzikir sehari semalam? Para ulama sufi menganjurkan dzikir sebanyak jumlah detak hati (jantung). Dalam sehari semalam, hati (jantung) manusia bergerak atau berbolak-balik sekitar 70.000 kali, maka sebanyak itulah mestinya kita berdzikir atau mengingat Allah. Mengapa? Sebab, ketika gerak hati tersebut tidak dikendalikan, maka yang akan timbul adalah keresahan, kegalauan, ketakutan, cemas dan gelisah karena terlalu banyak rasa yang bercampur aduk di dalam hati, dan untuk mengendalikan gerak hati sebanyak itu, bisa dilakukan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.

Lalu, dzikir mana yang paling baik? Jelas, semua dzikir itu baik. Dalam konteks kesehatan, Dr. dr. AY Saleh, M.Kes. Sp.S. dari RS. Sunter Jakarta menerangkan hasil penelitiannya bahwa dzikir yang menyehatkan dan bisa mengurangi penyakit alzheimer (penurunan daya ingat dan lainnya di usia tua) serta stroke adalah melafadzkan kalimat Lâ Ilâha Illallah dan kalimat istighfar Astaghfirullah. Menurut Dr. dr. Saleh, dilihat dari pengetahuan kedokteran kontemporer, pengucapan kalimat Lâ Ilâha Illallah dan Astaghfirullah mampu menyingkirkan rasa nyeri dan dapat menumbuhkan ketenangan serta kestabilan saraf seseorang, karena dalam ke dua bacaan dzikir tersebut ada huruf jar ysng bisa mengeluarkan CO2 dari otak.

Dalam kalimat Lâ Ilâha Illallah ada huruf jar yang diulang tujuh kali, yakni huruf Lam, serta Astaghfirullah ada huruf Ghayn, Ra, dan dua huruf Lam hingga ada 4 huruf jar yang mesti dilafazkan keras hingga kalimat dzikir tersebut mampu mengeluarkan karbondioksida dan semakin banyak juga waktu udara dihembuskan keluar mulut. CO2 yang dikeluarkan oleh badan tak mengubah pergantian diameter pembuluh darah dalam otak. Sebab, bila system pengeluaran CO2 kacau, jadi CO2 yang ke luar juga kacau hingga mengakibatkan pembuluh darah di otak bakal melebar, begitu terlalu berlebih saat kandungan CO2 di dalam otak mengalami penurunan.

Sementara ditinjau dari pengetahuan syaraf, ada hubungan yang erat pada pelafadzan huruf (Makharij al-Huruf) pada bacaan dzikir dengan aliran darah pernafasan keluar yang mengandung zat CO2 (karbondioksida) dan system yang rumit di dalam otak pada keadaan fisik atau psikis spesial.

Berdasarkan uraian di atas, ternyata dahsyat sekali manfaat banyak mengingat Allah (dzikrullah), selain ibadah, dzikir bisa membuat hati menjadi tenteram, bisa mengobati penyakit, bahkan bisa memelihara kesehatan tubuh manusia.

Lalu apa kerugian orang yang malas berdzikir? Jelas, jika hidup ini tidak disibukan dengan dzikrullah, maka kita akan disibukan oleh maksiat. Orang yang tidak berdzikir seperti orang mati, segala ucapan, pikiran, perbuatan dan lainnya selalu mengarahkan kepada kemaksiatan. Semakin banyak maksiat yang diperbuat, maka akan semakin tak tenang hidupnya, hatinya kotor, dan emosinya labil. Akibatnya ia akan banyak diserang oleh berbagai penyakit. Berikut ini akan disebutkan beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh hati kotor atau emosi yang tak terkendali:

1. Lima menit marah bisa membuat imun tubuh mengalami depresi selama 6 jam
2. Dendam dan kepahitan/kebencian membuat imun tubuh menjadi mati
3.   Stress yang berlarut membuat gangguan pencernaan
4.   Mudah khawatir bisa menyebabkan rentan penyakit nyeri punggung
5.  Mudah tersinggung cendrung terkena penyakit insomnia (sulit tidur)
6. Kebingungan atau galau bisa menyebabkan gangguan tulang belakang bagian bawah
7.   Ketakutan berlebihan bisa menyebabkan penyakit ginjal
8.   Negatif thinking menyebabkan penyakit dyspepsia (maag)
9. Mudah emosi atau pemarah menyebabkan penyakit hepatitis (radang hati oleh virus)

Tulisan ini dirujuk dari berbagai sumber
Semoga Bermanfaat
Adnan Mahdi



«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments: