Semua orang yang
mengakui al-Qurân dan Hadits sebagai sandaran keagamaannya pasti setuju bahwa
dzikir atau dzikrullah penting dan sangat besar manfaatnya dalam kehidupan. Persoalan
yang seringkali diperdebatkan hanya terletak pada cara pengamalan dan materi
dzikir mana yang lebih utama diamalkan sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Terlepas
dari perdebatan tersebut, jelasnya dzikrullah sangat banyak faedah dan
fadhilanya.
Dalam al-Qurân, Allah
SWT menjelaskan: “(yaitu) orang-orang yang beriman
dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah saja hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’du: 28). Ayat ini
sangat jelas menegaskan bahwa bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, hati
mereka bisa merasakan ketenangan, ketenteraman, kedamaian dan kebahagiaan hanyalah
dengan mengingat Allah SWT. Semakin banyak mengingat Allah, maka akan semakin tenteramlah
hati mereka. Karena itu, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk memperbanyak
mengingat Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab ayat 41: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”.
Mengapa kita
diperintahkan untuk banyak berdzikir? Karena, orang yang berdzikir akan terjaga
kesehatannya, orang yang berdzikir akan terjaga bersih hatinya, dan orang yang
banyak berdzikir akan terkendali hidupnya. Bukankah Rasulullah SAW pernah memisalkan
orang yang berdzikir dengan yang tidak seperti orang yang hidup dan mati. “Dari Abu Musa, beliau berkata, Rasulullah SAW telah
bersabda: “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak
berdzikir seperti orang yang hidup dan mati” (HR. Bukhari, No. 6407).
Berapa kali sebaiknya
berdzikir sehari semalam? Para ulama sufi menganjurkan dzikir sebanyak jumlah
detak hati (jantung). Dalam sehari semalam, hati (jantung) manusia bergerak
atau berbolak-balik sekitar 70.000 kali, maka sebanyak itulah mestinya kita
berdzikir atau mengingat Allah. Mengapa? Sebab, ketika gerak hati tersebut
tidak dikendalikan, maka yang akan timbul adalah keresahan, kegalauan,
ketakutan, cemas dan gelisah karena terlalu banyak rasa yang bercampur aduk di dalam
hati, dan untuk mengendalikan gerak hati sebanyak itu, bisa dilakukan dengan
memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.
Lalu, dzikir mana yang
paling baik? Jelas, semua dzikir itu baik. Dalam konteks kesehatan, Dr. dr. AY
Saleh, M.Kes. Sp.S. dari RS. Sunter Jakarta menerangkan hasil penelitiannya bahwa
dzikir yang menyehatkan dan bisa mengurangi penyakit alzheimer (penurunan daya
ingat dan lainnya di usia tua) serta stroke adalah melafadzkan kalimat Lâ Ilâha Illallah dan kalimat istighfar Astaghfirullah. Menurut Dr. dr. Saleh, dilihat
dari pengetahuan kedokteran kontemporer, pengucapan kalimat Lâ Ilâha Illallah dan Astaghfirullah
mampu menyingkirkan rasa nyeri dan dapat menumbuhkan ketenangan serta kestabilan
saraf seseorang, karena dalam ke dua bacaan dzikir tersebut ada huruf jar ysng bisa mengeluarkan CO2
dari otak.
Dalam kalimat Lâ Ilâha Illallah ada huruf
jar yang diulang tujuh kali, yakni huruf Lam,
serta Astaghfirullah ada huruf Ghayn, Ra, dan
dua huruf Lam hingga ada 4 huruf jar yang mesti dilafazkan keras hingga kalimat
dzikir tersebut mampu mengeluarkan karbondioksida dan semakin banyak juga waktu
udara dihembuskan keluar mulut. CO2 yang dikeluarkan oleh badan tak
mengubah pergantian diameter pembuluh darah dalam otak. Sebab, bila system
pengeluaran CO2 kacau, jadi CO2 yang ke luar juga kacau
hingga mengakibatkan pembuluh darah di otak bakal melebar, begitu terlalu
berlebih saat kandungan CO2 di dalam otak mengalami penurunan.
Sementara ditinjau dari
pengetahuan syaraf, ada hubungan yang erat pada pelafadzan huruf (Makharij al-Huruf)
pada bacaan dzikir dengan aliran darah pernafasan keluar yang mengandung zat CO2
(karbondioksida) dan system yang rumit di dalam otak pada keadaan fisik atau
psikis spesial.
Berdasarkan uraian di
atas, ternyata dahsyat sekali manfaat banyak mengingat Allah (dzikrullah),
selain ibadah, dzikir bisa membuat hati menjadi tenteram, bisa mengobati
penyakit, bahkan bisa memelihara kesehatan tubuh manusia.
Lalu apa kerugian orang
yang malas berdzikir? Jelas, jika hidup ini tidak disibukan dengan dzikrullah,
maka kita akan disibukan oleh maksiat. Orang yang tidak berdzikir seperti orang
mati, segala ucapan, pikiran, perbuatan dan lainnya selalu mengarahkan kepada
kemaksiatan. Semakin banyak maksiat yang diperbuat, maka akan semakin tak
tenang hidupnya, hatinya kotor, dan emosinya labil. Akibatnya ia akan banyak
diserang oleh berbagai penyakit. Berikut ini akan disebutkan beberapa contoh
penyakit yang disebabkan oleh hati kotor atau emosi yang tak terkendali:
1. Lima
menit marah bisa membuat imun tubuh mengalami depresi selama 6 jam
2. Dendam
dan kepahitan/kebencian membuat imun tubuh menjadi mati
3.
Stress
yang berlarut membuat gangguan pencernaan
4.
Mudah
khawatir bisa menyebabkan rentan penyakit nyeri punggung
5. Mudah
tersinggung cendrung terkena penyakit insomnia (sulit tidur)
6. Kebingungan
atau galau bisa menyebabkan gangguan tulang belakang bagian bawah
7.
Ketakutan
berlebihan bisa menyebabkan penyakit ginjal
8.
Negatif
thinking menyebabkan penyakit dyspepsia (maag)
9. Mudah
emosi atau pemarah menyebabkan penyakit hepatitis (radang hati oleh virus)
Tulisan ini dirujuk
dari berbagai sumber
Semoga Bermanfaat
Adnan Mahdi
No comments:
Post a Comment