Slider

Recent Tube

Berita

Ilmiah

Opini

Fiksi

TQN

Buku

» » Bahaya Penyakit 'Ain


Dr. Adnan Mahdi, M.S.I.

Pengertian & Dasar Penyakit ‘Ain:

Penyakit ‘Ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk pandangan mata, yaitu pandangan mata yang disertai dengan rasa takjub atau iri dan dengki terhadap apa yang dilihatnya.
قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْعَيْنُ حَقٌّ وَيَحْضُرُ بِهَا الشَّيْطَانُ وَحَسَدُ ابْنِ آدَمَ 
Sabda Rasulullah SAW: Al-‘Ain (penyakit hati awal dari) mata jahat itu benar dan menghadiri bersamanya syaitan dan hasad (iri hati) dari Anak Adam (HR. Bukhari & Ahmad).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعِيذُوا بِاللّٰهِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda: Mintalah kalian perlindungan kepada Allah dari ain (mata jahat), karena sesungguhnya ain itu haq (benar) (HR. Ibnu Majah).

Jenis-jenis Penyakit ‘Ain:

Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa penyakit ‘Ain ada dua jenis, yaitu: ‘Ain Insi (‘Ain berunsur manusia) dan ‘Ain Jinni (‘Ain berunsur jin).

Diriwayatkan dengan shahih dari Ummu Salamah bahwa SAW pernah melihat seorang budak wanita di rumahnya yang wajahnya terlihat kusam (sa’fatun / kusam bermakna nadzratun / terkena ‘Ain dari unsur jin). Beliau berkata: Ruqyah wanita ini, ia terkena ‘Ain (HR. Bukhari, Muslim dan Thabrani)

Penyebab Penyakit ‘Ain:

1.    ‘Ain Mu’jabah / Rasa Kagum
‘Ain Mu’jabah adalah ‘Ain/pandangan yang keluar dari jiwa yang merasa kagum kepada orang lain, sehingga orang lain tersebut merasakan perubahan negatif pada prilakunya. Jenis ‘ain ini bisa keluar dari orang baik maupun tidak baik dan berpengaruh pada orang yang dikagumi yang berhubungan dengan jiwanya atau perasaannya. Akibat ‘Ain ini, hati yang dikagumi menjadi rusak, sombong, ego, takabur dan lain sebagainya. Lihat QS. Al-Kahfi 39:

وَلَوۡلَآ إِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَآءَ ٱللّٰهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللّٰهِۚ إِن تَرَنِ أَنَا۠ أَقَلَّ مِنكَ مَالٗا وَوَلَدٗا
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "Masya Allah, Laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.

Berkata Ibnu Hajar dalam Fathul Bari: (10 / 205)
وَأَنَّ الْعَيْنَ تَكُونُ مَعَ الْإِعْجَابِ وَلَوْ بِغَيْرِ حَسَدٍ، وَلَوْ مِنَ الرَّجُلِ الْمُحِبِّ، وَمِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ، وَأَنَّ الَّذِي يُعْجِبُهُ الشَّيْءُ يَنْبَغِي أَنْ يُبَادِرَ إِلَى الدُّعَاءِ لِلَّذِي يُعْجِبُهُ بِالْبَرَكَةِ 
Penyakit al-Ain ada bersama kekaguman sekalipun tanpa hasad, dan sekalipun terhadap lelaki yang disukai, dan lelaki yg soleh, dan orang yang mengkagumi sesuatu, semestinya segera berdoa untuk keberkatan dan itu adalah Ruqyah.

2.    Al-Ain Al-Hasadah / Dengki, Iri Hati
Al-Ain Al-Hasadah atau dengki, iri hati ini bermula dari mata, lalu membawa kepada jiwa menjadi jahat. Hati yang dengki terhadap nikmat yang diberi oleh Allah kepada orang lain, contohnya seperti kedengkian terhadap jemaah yang memperjuangkan al-Quran dan as-Sunnah atau jemaah gerakan Islam, atau dengki terhadap agama Islam itu sendiri. Lihat QS. Al-Baqarah 109:
وَدَّ كَثِيرٞ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدٗا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ 
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran...

3.    Al-‘Ain Al-Fitnah / Pembunuhan
Penyakit Al-‘Ain Al-Fitnah / pembunuhan ini sangat berbahaya dan boleh dikatakan racun kehidupan yang susah untuk diobati. Tercatat dalam himpunan hadis Sahih, dari Jabir bin Abdullah ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda:
أَكْثَرُ مَنْ يَمُوتُ مِنْ أُمَّتِي بَعْدَ كِتَابِ اللّٰهِ وَقَضَائِهِ وَقَدَرِهِ بِالْأَنْفُسِ
Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha’ dan qadar Allah karena sebab ‘ain (Hadis Hasan, Ibnu Hajar dan Syeikh Al-Albani).

Cara Kerja Penyakit ‘Ain:

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari: “Penyakit ‘Ain adalah benar”. Bagaimana ‘Ain bekerja dari jauh sehingga bisa memudharatkan orang yang dilihat? Banyak orang yang menderita sakit dan kekuatan tubuhnya melemah karena sebab dipandang, semua ini karena pengaruh ruh-ruh yang Allah ciptakan dan sangat besarnya keterkaitannya dengan mata, maka dinasabkan kepada mata. Sebenarnya yang menyebabkan sakit bukan mata, tetapi pengaruhnya dari ruh. Pandangan yang keluar dari mata orang yang melihat adalah anak panah secara maknawi, apabila mengenai badan orang yang tidak ada pelindungnya akan mempengaruhinya (menyebabkan sakit). Bila ada pelindungnya, anak panah tersebut tidak bisa menembus, bahkan dikembalikan kepada pemiliknya sebagaimana anak panah yang sebenarnya.

Jadi yang keluar dari ‘Ain adalah sifat, yaitu racun lisan (perkataan), dengan dalil bahwa seorang buta bisa menimpakan sakit ‘Ain kepada orang lain. Kemudian Setan yang menanti-nanti penyifatan yang tidak disertakan nama Allah padanya, mengambilnya dan memberikan pengaruh (menyebabkan sakit) pada badan orang yang dihasadi, bila dia tidak memiliki perlindungan diri. Ibnu Hajar berkata: “Sesungguhnya ‘Ain bisa terjadi karena kekaguman dan tanpa ada hasad, bisa berasal dari orang yang mencintai orang lain tersebut atau bisa berasal dari orang shalih. Orang yang kagum kepada sesuatu, hendaknya mendoakan orang yang dia kagumi dengan barakah, sehingga ini menjadi ruqyah”.

Dalam sebuah hadis dari Abu Umamah bin Sahl bin Hanif berkata, “Bapakku Sahl bin Hanif mandi di Kharrar (lembah di Madinah) dengan melepaskan jubahnya sedangkan ‘Amir bin Rabi’ah melihatnya. Sahl bin Hanif seorang yang sangat putih dan bersih kulitnya, maka ‘Amir berkata, “Aku belum pernah melihat seperti hari ini, aku belum pernah melihat kulit seperti kulit gadis pingitan.” Maka Sahl bin Hanif sakit panas di tempatnya dan semakin keras sakitnya. Lalu Rasulullah diberitahu sakitnya Sahl. Dikatakan kepada Rasululloh bahwa Sahl tidak bisa mengangkat kepalanya. Rasulullah berkata, “Apakah kamu menuduh seseorang?”. Mereka menjawab, “’Amir bin Rabi’ah”. Maka Rasulullah memanggil ‘Amir bin Rabi’ah dan memarahinya, “Kenapa seseorang di antara kamu membunuh saudaranya? Kenapa kamu tidak mendoakannya dengan barakallah? Basuhlah dirimu untuknya!”. Maka ‘Amir membasuh wajahnya, kedua tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya, ujung kedua kakinya, dan sarungnya yang bagian dalam pada sebuah bejana, kemudian diguyurkan kepada Sahl dari belakang tubuhnya sehingga Sahl sembuh saat itu (Shahíhul Jami’).

Gejala Terkena Penyakit ‘Ain Menurut Ulama:

1.     Rasa sakit yang berpindah-pindah di badan
2.     Sebagian besar penyakit kanker/tumor/benjolan
3.     Penyakit asma
4.     Lumpuh mendadak
5.     Mandul
6.     Diabetes
7.     Tekanan darah tidak stabil
8.     Datang bulan tidak teratur
9.     Beberapa penyakit dalam seperti usus
10.  Beberapa penyakit kejiwaan, seperti sempit hati, was-was, linglung, dsb.

Menurut Syaikh Abdullah bin Muhammad As Sadhan dalam Min Asbaabi Daf’i al-Bala’ dan Syaikh Abu ‘Azzam Musa dalam Al-Ma’iin Fii ‘Ilaaj As-Sihr wal Mass Wal ‘Ain, Ciri-ciri orang yang sudah terkena penyakit ‘ain, antara lain:

1.     Kepala pusing
2.     Rasa sakit kepala yang berpindah-pindah
3.     Banyak keluar keringat
4.     Warna wajah kekuning-kuningan, kadang kemerah-merahan bercampur hitam
5.     Sering buang air kecil
6.     Sering ingin muntah
7.     Tidak ada nafsu makan
8.     Kedua tangan dan kaki sering berkeringat disertai kesemutan
9.     Kesemutan
10.  Rasa panas / dingin di beberapa bagian tubuh
11.  Jantung berdebar
12.  Rasa sakit yang berpindah-pindah atau nyeri pada bagian bawah punggung dan bahu
13.  Rasa sedih
14.  Dada sesak
15.  Berkeringat di malam hari
16.  Rasa takut yang berlebihan
17.  Temperamental
18.  Sering cegukan
19.  Sering menguap dan Mendesah
20.  Menyendiri dan suka mengurung diri
21.  Rasa lemas dan malas
22.  Rasa ingin tidur terus atau sedikit tidur
23.  Susah tidur malam
24.  Badan kurus/susah gemuk
25.  Ada masalah kesehatan tanpa penyebab yg jelas dan sulit diobati scara medis
26.  Gatal-gatal pada kulit
27.  Anak tiba-tiba sering rewel sulit diatur

Cara Mengobati Penderita ‘Ain:

1.    Baca bacaan (ruqyah) dan mendekatkan diri kepada Allah
لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَة
Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk penyakit ‘ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan binatang berbisa (HR. Al-Bukhari & Muslim).

2.    Tidak berlebihan dalam membagikan dan membanggakan kehidupan pribadi

3.    Memandikan orang yang menyebabkan ‘ain. Jika seseorang tiba-tiba terkena kemalangan tanpa sebab jelas maka cobalah untuk mengingat-ingat kegiatan apa dan siapa saja orang-orang yang ditemuinya yang sekiranya memandangi dengan cara yang berbeda, terlalu menyukai atau menunjukkan rasa tidak suka. Jika sudah diketahui siapa yang menyebabkan penyakit ‘Ain tersebut, maka perintahkanlah ia agar mandi dan menyiramkan air yang bekas dipakai mandi tersebut kepada orang yang tertimpa kemalangan ‘Ain dari arah belakang tubuhnya.

4.    Berwudhu
Selain dengan mandi, wudhu juga dapat dilakukan untuk mengatasi kemalangan akibat penyakit ‘ain. Jadi orang penyebab kemalangan ain tersebut berwudhu, lalu air bekas wudhunya dipakai untuk mandi atau membasuh tubuh orang yang terkena ‘Ain. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang disampaikan dari ‘Aisyah ra., ia berkata bahwa: “Orang yang melakukan ‘Ain diperintahkan agar berwudlu kemudian orang yang terkena ‘Ain mandi dari air (bekas wudhu tadi)” (HR. Abu Dawud).

At-Tirmidzi juga menjelaskan bahwa: “Pelaku ‘ain diperintahkan untuk mandi dengan menggunakan air dalam baskom. Lalu meletakkan telapak tangannya di mulut dan berkumur-kumur, lalu disemburkan ke dalam baskom tersebut. Baru setelah itu membasuh wajahnya dengan air dalam baskom tersebut, lalu memasukkan tangan kirinya dan mengguyurkan air ke lutut kanannya dengan air baskom tersebut. Kemudian memasukkan tangan kanannya dan menyiramkan air baskom itu ke lutut kirinya. Baru kemudian membasuh tubuh di balik kain, namun baskom itu tidak usah diletakkan di atas tanah atau lantai. Setelah itu sisa air diguyurkan ke kepala orang yang terkena ‘ain dari arah belakang satu kali guyuran.”

Penangkal Penyakit ‘Ain:

Memperbanyak dzikir di setiap waktu, seperti dzikir setelah shalat lima waktu, dzikir pagi dan petang, dzikir akan tidur, dzikir bangun tidur, dan lain-lainnya (Kaifa Tu’álij Marídhaka Birruqyah Asy-Syar’iyyah karya Dr. Abdullah bin Muhammad As-Sadhan).
قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Rasullullah SAW bersabda: Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar) (HR. Ahmad).








«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments: