Slider

Recent Tube

Berita

Ilmiah

Opini

Fiksi

TQN

Buku

» » Siapa Jodoh Saya?

Penulis: Dr. Adnan, M.S.I.

Jodoh? Rasanya kata yang paling menarik untuk dibicarakan oleh muda-mudi, termasuk orang tua yang merasa selalu “muda”. Kenapa? Karena jodoh selalu dibutuhkan dan menjadi impian bagi semua orang. Pembicaraan mengenai “Siapa Jodoh Saya Nanti”? memang selalu asyik dan umumnya didominasi oleh muda-mudi, tetapi juga tidak heran jika tema tersebut menjadi pembicaraan serius bagi orang-orang yang sudah berumur, apakah ia sudah atau belum menemukan jodohnya. Bahkan tidak sedikit muda-mudi yang merasa frustasi, tidak percaya diri, pasrah, bahkan mengalami gangguan jiwa lantaran belum menemukan jodoh idamannya.

Jika Anda seorang muslim, sangat naif sekiranya mengeluh atau merasa frustasi lantaran belum menemukan jodoh. Dalam al-Qur’an, secara jelas Allah SWT menegaskan bahwa setiap manusia itu memiliki pasangan. Hal ini bisa dilihat dalam al-Qur’an, seperti tiga ayat di bawah ini:

وَأَنَّهُۥ خَلَقَ ٱلزَّوۡجَيۡنِ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰ ٤٥

Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita” (QS. An-Najm [53]: 45).

وَمِن كُلِّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَا زَوۡجَيۡنِ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٤٩

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (QS. Adz Dzâriyât [51]: 49).

 وَخَلَقۡنَٰكُمۡ أَزۡوَٰجٗا ٨
Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan” (QS. An-Naba’ [78]: 8).

Meskipun tiga ayat di atas menunjukkan pasangan secara umum terhadap ciptaan-Nya, namun secara normal dan secara asasi bisa dipahami bahwa setiap manusia itu memiliki pasangan hidupnya, kecuali ia enggan dan sengaja menghindarinya.

Lalu pertanyaannya, apakah memang ada manusia yang enggan dan tidak mau punya pasangan hidup? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan meminjam sedikit ilmu psikologi. Jika ditanya pada setiap orang yang belum memiliki pasangan hidup sampai saat ini sementara usianya sudah lewat dari batas remaja atau muda, tentu jawabnya ia sangat kepingin seperti teman-teman seusianya yang sudah berkeluarga. Namun kenapa mereka dikategorikan orang yang enggan memiliki pasangan jodoh?

Begini ya, biasanya orang yang pernah merasa muda dan remaja sudah tentu memiliki banyak teman atau kenalan spesial. Namun acapkali orang-orang yang dikenalinya hanya dianggap teman biasa, orang yang memanfaatkan atau dimanfaatkannya, atau bisa juga dinilai sebagai orang yang tidak sesuai dengannya. Penilaian keliru seperti inilah diantaranya yang bisa mengkategorisasi dirinya belum punya keinginan untuk memiliki jodoh.

Emangnya kenapa, semakin penasaran khan? Sabar ya, mari kita bahas dengan sederhana. Prasangka, anggapan atau sejenisnya itu sebenarnya menghijab diri kita dengan jodoh yang sudah disediakan Allah. Seseorang yang berusaha mendekati kita akan kapok dengan sikap dan respons yang kita tunjukkan kepadanya. Bagaimana tidak, baru sepatah kata ia berkata, puluhan kata kita menjawabnya. Bisa juga perkataan yang dia ungkapkan tidak kita respons dengan baik, sehingga membuat image yang kurang baik dalam dirinya.

Cobalah kita belajar memahami serta menjadi respondens yang baik, layanilah mereka dengan baik selama mereka memiliki niat dan adab yang baik terhadap kita. Sikap baik kita tentu akan menjadi nilai tambah bagi dirinya. Jangan suka beranggapan bahwa jodoh kita hanyalah orang yang seumuran atau selevel dengan kita, sebab Allah SWT tidak pernah menjanjikan hal itu. Bisa jadi jodoh kita adalah orang yang lebih muda atau bahkan orang yang lebih tua dari kita.

Selain itu, singkirkan pula pikiran idealis kita, yang cantik harus punya pasangan yang ganteng, yang kaya harus punya pasangan yang kaya, yang bepekerjaan harus berpasangan dengan orang yang sudah bekerja, atau sebagainya. Ingat, Allah SWT tidak pernah menjanjikan hal itu, yang ada hanyalah “laki-laki baik berpasangan dengan perempuan yang baik, dan laki-laki yang jahat berpasangan dengan perempuan yang jahat” (QS. An-Nur: 26), demikan pula sebaliknya. Ingat, kriteria yang disebutkan dalam al-Qur’an itu adalah konsep pasangan yang ideal di mata Allah, dan harus digarisbawahi bahwa yang bisa menilai kita itu baik atau tidak hanyalah Allah yang paling sempurna penilaiannya.

Jadi, masalah jodoh itu kembali kepada diri masing-masing, mau atau enggan ia memiliki jodoh. Kunci dari keinginan itu adalah ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh, bukan hanya pasrah tanpa usaha. Selain itu, lengkapilah ikhtiar kita dengan doa, misalnya doa yang dapat dibaca di akhir shalat wajib atau lebih bagus lagi ditambahi dengan selesai shalat Tahajjud. Ini kira-kira bunyi doanya:

ROBBI LAA TADZARNII FARDAW-WA-ANTA KHAIRUL-WAA-RITSIIN

Saya yakin, tulisan ini tentunya tidak akan menyelesaikan semua masalah yang Anda hadapi dalam perjuangan mendapatkan jodoh idaman. Inti dari tulisan ini adalah untuk menggugah Anda agar mau melakukan beberapa ikhtiar dalam menemukan jodoh Anda, diantaranya:

1.      Lakukan introspeksi (mengevaluasi) diri Anda
2.      Perbaiki sikap dan perilaku Anda
3.      Baguskan kata-kata yang keluar dari mulut dan hati Anda
4.      Jalinlah hubungan yang baik dengan orang-orang yang Anda kenal
5.      Jangan lupa berdoa, karena doa adalah selemah-lemah iman
6.      Terus berusaha dan jangan putus asa, insya Allah Anda akan mendapatkannya


Wallahu A’lam

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments: