#Dr. Adnan, M.S.I.
@Lanjutan LKTI
Selfie merupakan singkatan
dari self portrait, artinya mengambil foto diri sendiri melalui kamera
digital genggam, seperti kamera handphone, smartphone, tablet,
laptop dan sejenisnya. Pada awalnya, foto selfie
ditemukan oleh Robert Cornelius, seorang berkebangsaan Amerika yang juga
seorang perintis dalam dunia fotografi. Dia membuat sebuah ekspresi dirinya
sendiri pada tahun 1839, dimana ini merupakan salah satu dari foto seseorang
yang pertama kali. Lalu karena proses fotonya lambat, kemudian dia mengungkap
lensa yang mengalami tembakan selama satu menit atau lebih. Kemudian dia
mengganti penutup lensa.
Debut
pertama portabel kotak kamera Kodak Brownie dimulai pada tahun 1900 yang
menyebabkan teknik fotografi diri sendiri menjadi lebih luas. Kemudian metode
ini biasanya menggunakan media cermin untuk menstabilkan kamera, baik pada objek dekat
atau pada tripod saat framing melalui viewfinder di bagian
atas kotak. Seorang wanita berkebangsaan Rusia bernama Anastasia Nikolaevna
merupakan salah satu remaja pertama yang mengambil foto dirinya sendiri
dengan menggunakan cermin untuk dikirim ke temannya pada tahun 1914 di saat
usianya baru 13 tahun. Kemudian di dalam surat yang menyertai fotonya itu, dia
mengatakan: “Saya mengambil gambar diriku sendiri dengan melihat cermin. Hal
itu sangat mengagetkan dimana tangan saya gemetar”.
Pada awalnya, foto selfie
hanya digunakan untuk koleksi pribadi atau berbagi dengan teman sebagai
kenangan atau untuk memperkenalkan diri. Namun berikutnya, foto selfie
digunakan untuk bersosialisasi sejak diciptakannya halaman website oleh
Australia pada bulan September 2001, dan untuk pertama
kalinya foto selfie muncul di sebuah forum internet Australia (ABC
online) pada tanggal 13 September 2002. Kemudian istilah selfie
dibahas pertama kalinya oleh seorang fotografer bernama Jim Krause pada tahun
2005, walaupun foto bergenre selfie sudah meluas mendahului istilahnya. Lalu
pada awal tahun 2000-an, sebelum facebook menjadi jaringan sosial online
yang dominan, foto selfie sering mengisi di MySpace. Tapi seorang
penulis bernama Kate Losse menceritakan bahwa antara tahun 2006
dan 2009 (ketika Facebook menjadi lebih populer daripada MySpace), foto selfie
sering diambil di depan
cermin kamar mandi dan ini menjadi indikasi buruk bagi para pengguna jejaring
sosial facebook baru. Lalu pada tahun 2009 dalam gambar hosting dan hosting video situs Flickr,
pengguna Flickr menggunakan foto selfie untuk menggambarkan bentuk foto
dirinya sendiri yang diposting oleh kebanyakan gadis-gadis remaja.
Foto selfie terus berkembang dan
mengalami kemajuan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga pada akhir tahun 2012 majalah Time memasukan foto selfie
menjadi salah satu Top 10 Buzzwords. Menurut survei pada tahun 2013, terdapat 2/3
dari wanita Australia berusia 18-35 tahun, berfoto selfie dengan tujuan
yang paling umum untuk posting di akun Facebook. Lalu pada tahun 2013, kata “selfie”
telah menjadi hal yang biasa untuk dipantau dan dimasukkan dalam online
Oxford English Dictionary. Pada bulan November 2013, kata selfie
diumumkan sebagai Word of The Year oleh Oxford English Dictionary.
Seiring makin eksis dan berkembangnya foto
selfie saat ini, hampir di semua lapisan masyarakat menyenangi berfoto selfie,
baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Tak jarang para remaja
menjadikan selfie sebagai kebutuhan yang harus mereka tunaikan setiap harinya.
Kenyataan ini menuntut mereka untuk mencari tempat-tempat yang bagus dan penuh
tantangan untuk mendapatkan selfie yang unik dan menarik serta mendapatkan
pujian dari publik. Sebagian orang bahkan mencari tempat-tempat angker atau
berbahaya untuk dijadikan sebagai tempat selfie mereka sehingga banyak laporan
di berbagai media yang menginformasikan kecelakaan sampai merenggut jiwa
lantaran berfoto selfie.
Apabila dihubungkan dengan teori
interaksionisme simbolik, kegiatan berselfie ini sesungguhnya adalah keinginan
seseorang untuk berinteraksi menggunakan simbol dan membentuk makna melalui
proses komunikasi. Simbol-simbol tersebut dapat berbentuk fisik (sesuatu yang
kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide dan nilai-nilai);
serta tindakan yang dilakukan orang lain untuk memberikan makna di dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Melalui
simbol-simbol selfie tersebut, seseorang ingin menunjukkan dirinya kepada orang
lain bahwa dirinya tersebut memiliki kecantikan atau ketampanan, kemampuan,
kreativitas, dermawan, kesempurnaan, dan lain sebagainya. Oleh karena tertuju
pada makna simbol itulah, sehingga orang yang berfoto selfie akan berusaha
tampil sempurna dan menantang, tanpa memikirkan keselamatan jiwanya.
Dalam pandangan agama, orang yang berfoto
selfie dengan tujuan untuk pamer dan merasa diri sempurna di depan publik,
dilarang dan dikecam di dalam al-Qur’an. Apalagi jika dari foto selfie tersebut
sampai mengubah perilaku baik menjadi perilaku tercela, jelas tidak dianulir di
dalam Islam. Ada beberapa sebab dilarangnya berfoto selfie di dalam Islam,
antara lain:
ü Foto bertujuan untuk
pamer sehingga mnimbilkan ujub.
ü Foto bertujuan untuk
merugikan orang lain.
ü Foto bertujuan untuk
menyakiti diri-sendiri dan orang lain.
ü Foto bertujuan untuk
nafsu belaka.
ü Foto yang bertujuan
untuk mengadu domba dan membocorkan rahasia yang baik.
Tujuan dan niatan yang keliru dalam berfoto selfie dan mengunggahnya
di media sosial inilah yang menyebabkan adanya larangan untuk selfie di dalam
Islam.
No comments:
Post a Comment