#Adnan
Mahdi
@Dalil
tentang Kesetaraan Gender
Dalil
al-Qur’an yang Relevan
Setara
dalam Bertaqwa kepada Allah SWT
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu (QS. An-Nisa’ [4] : 1)
Setara
dalam Penciptaan
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenis mu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Rum [30] : 21).
Setara
untuk Taat kepada Allah SWT
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah [9]
: 71).
Setara
dalam Kebutuhan Biologis
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari
bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan
ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk mu, dan makan minumlah hingga
terang bagi mu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri
mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa (QS.
Al-Baqarah [2]: 187).
Setara
dalam Memperoleh Ganjaran Pahala
Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan (An-Nahl: 97)
Sesungguhnya
orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak
(Al-Hadid:
18).
Barangsiapa
mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding
dengan kejahatan itu. dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik
laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan
masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab (Al-Mukmin: 40)
Maka Tuhan
mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya
Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu,
baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung
halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah
akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke
dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi
Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik" (Ali Imran: 195).
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal (Al-Hujarat: 13)
Hadis
yang Relevan
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh,
Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu
Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka
hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. [Diriwayatkan oleh dua orang ahli
hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin
Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin
Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di
antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]. امرئ artinya adalah
manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap
orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu
Adi, dari Anas bin Malik)
“Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya,
wanita adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, maka
setiap kalian adalah pemimpin, akan ditanya tentang yang dipimpinnya”
(Muttafaqun ‘Alaihi)
Dalam sebuah
hadits dari Abi Sa’id Al Khudri radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Seorang wanita mendatangi Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan berkata: ‘Wahai Rasulullah! Kaum lelaki telah
membawa haditsmu, maka jadikanlah bagi kami satu harimu yang kami datang pada
hari tersebut agar engkau mengajarkan pada kami apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.’
Maka beliau bersabda: ‘Berkumpullah pada hari ini dan ini di tempat ini.’ Maka
mereka pun berkumpul, lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendatangi
mereka dan mengajarkan apa yang telah diajarkan Allah kepada beliau” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Umar bin Khattab
ra, mencatat perubahan drastis yang ia rasakan dalam melihat perempuan, sebelum
dan setelah kedatangan Islam. “Kami
semula sama sekali tidak menganggap (terhormat, penting) kaum perempuan. Ketika
Islam datang dan Tuhan menyebut mereka, kami baru menyadari bahwa ternyata
mereka juga memiliki hak-haknya secara otonom di mana kami tidak bisa lagi
mengintervensi” (Hadits Bukhari, kitab 77/bab 31, no. 5843).
No comments:
Post a Comment